LiveBola – Judi (judi), menjanjikan kemenangan
Judi (judi), menjanjikan kekayaan
Bohong (bohong), kalaupun kau menang
Itu awal dari kekalahan
Bohong (bohong), kalaupun kau kaya
Itu awal dari kemiskinan
Kiranya apa kata Bang Haji Rhoma Irama dalam lirik lagu “Judi” di atas benar adanya. Menang judi memang membuat kaya, tapi tidak serta-merta bahagia, malah nestapa yang ada.
Jane Park, yang menang judi lotre Inggris di usia 17 tahun, mengakui sendiri. Dalam wawancara di People Sunday, wanita 21 tahun ini mengaku kekayaan yang dimilikinya tidak membuat dia bahagia.
Park bukan satu-satunya. Ada sederet nama pemenang judi lotre yang justru merana, depresi, bangkrut, hingga bunuh diri. Kekayaan justru membuat hati mereka hampa. Berikut sebagian di antaranya:
Callie Rogers
Di usia 16 tahun, Callie Rogers adalah pemenang lotre termuda di Inggris. Nomornya keluar dalam pengundian lotre tahun 2003 dengan hadiah 1,9 juta pound sterling, lebih dari Rp 31 miliar.
Uang segunung itu dia habiskan untuk operasi plastik, liburan, narkoba dan pesta. Tapi banyak uang justru membuat kehidupannya berantakan. Dia merasa frustrasi dan kesepian kendati dikelilingi kemewahan.
Puncaknya, dia mencoba bunuh diri. Sepuluh tahun kemudian, pada 2013, uang di rekening Rogers hanya tinggal 2000 pound sterling (Rp 33 juta).
Kini dia mulai menata hidupnya kembali. Di usia 26 tahun, dia kuliah menjadi juru rawat. Uangnya sudah habis, tapi dia mengaku kehidupannya kini lebih bahagia.
Mickey “Lotto Lout” Carroll
Mickey Carrol adalah tukang sampah sebelum memenangkan lotre di Inggris pada 2002. Usianya baru 19 tahun saat itu, tapi uang di rekeningnya sudah 9,7 juta pound sterling (Rp 161 miliar).
Dikenal sebagai pemuda bergajulan, uang itu digunakannya untuk perbuatan tidak terpuji. Dia berjudi, membeli kokain, menyewa pelacur, dan berpesta. Kehidupannya kemudian berubah setelah investasinya gagal total.
Tahun 2010, dia bangkrut. Dia lalu mencoba melamar kembali sebagai tukang sampah, pekerjaannya yang lama. Carroll kemudian diterima kerja sebagai buruh di pabrik biskuit dengan gaji 204 pound sterling (Rp 3,4 juta). Tahun 2011 dia diketahui bekerja di rumah jagal hewan.
Luke Pittard
Pittard menang lotre sebesar 1,3 juta pound sterling (Rp 21 miliar) pada tahun 2006 di usia 25 tahun. Punya uang banyak, dia membeli rumah senilai mewah Rp 3,8 miliar yang ditinggalinya bersama istri dan ketiga anaknya.
Namun ternyata kehidupan serba gemerlapan tidak membuat mereka bahagia. Tahu apa yang paling membahagiakan Pittard? yaitu memasak burger di gerai McDonald’s.
Setelah 18 bulan memenangi lotre, Pittard kembali melamar ke pekerjaannya yang lama di McDonald’s. Alasannya, dia rindu kawan-kawannya di McDonald’s dan menurut dia itu adalah kebahagiannya yang sejati.
“Mereka semua pikir saya sedikit gila, tapi saya katakan bahwa hidup itu lebih dari uang,” kata dia dalam wawancara tahun 2008.
Gerald Muswagon
Muswagon menang lotre di Kanada senilai 10 juta dolar Kanada (Rp 101 miliar) di tahun 1998 saat usianya 35 tahun. Sayangnya, dia tidak bijak mengelola uang tersebut.
Muswagon menggunakannya untuk membeli narkoba dan berpesta. Seluruh kawan dan keluarganya dia belikan TV dan mobil. Kehidupannya terpuruk setelah perusahaan penebangan kayu yang dibangunnya dengan uang judi lotre bangkrut.
Sejak saat itu, dia selalu berurusan dengan hukum, kerap dipenjara karena mengendara sambil mabuk atau penyerangan seksual. Istrinya, Virginia, meninggal misterius pada tahun 2002.
Uangnya di tabungan kering. Dia terpaksa bekerja dengan upah minimum untuk menghidupi enam anaknya. Tahun 2005, dia tewas gantung diri di garasi mobil orangtuanya.
David Lee Edwards
David Lee Edwards dikenal sebagai pesakitan yang keluar masuk penjara akibat perampokan. Pada tahun 2001 dia memenangkan judi lotre Powerball hingga 27 juta dolar AS, lebih dari Rp 359 miliar.
Dasarnya penjahat, pria asal Kentucky, Amerika Serikat, inin menghabiskan uang itu untuk narkoba, pesta dan membeli barang mewah seperti mobil sport, kuda balap, rumah mewah bahkan jet pribadi. Mobilnya sangat banyak, membuat tetangganya mengeluh karena kompleks perumahan mereka sudah seperti dealer mobil.
Namun hanya butuh waktu lima tahun hingga uang lotre itu habis tidak tersisa. Menurut putrinya dalam wawancara media, kehidupan Edwards yang mewah, membeli narkoba dan membayar utang membuat uang mereka habis. Istrinya, Shawna, meninggalkannya karena tidak tahan hidup melarat.
Edward menghabiskan penghujung hayatnya dalam kesepian dan ketiadaan harga. Dia menderita hepatitis karena penggunaan narkoba. Edwards meninggal dunia pada usia 58 tahun, 12 tahun sejak dia memenangi lotre.
Dia akhirnya dikremasi karena keluarganya tidak punya uang untuk pemakaman yang layak.