livebola – Vicario sudah berbicara dengan Postecoglou mengenai peran yang harus dijalankan seorang kiper di bawah asuhannya.
Vicario menjadi rekrutan kedua Tottenham di bawah asuhan Ange Postecoglou pada bursa transfer musim panas ini setelah ditransfer dengan nilai £16,4 juta. Sebelumnya Spurs sudah mempermanenkan Dejan Kulusevski yang musim lalu dipinjam dari Juventus.
Baca juga : FAKTA? City Konfirmasi Perekrutan Kovacic £25 Juta
Postecoglou menyukai permainan berbasis penguasaan bola, di mana kiper akan sangat penting untuk membangun serangan dengan umpan dari belakang. Vicario dianggap sebagai penjaga gawang modern level atas.
Menurut Vicario, ia sudah berbicara dengan Postecoglou mengenai tanggung jawabnya di bawah mistar. Vicario menyatakan, ia merasa senang menjalani tugas sebagai penjaga gawang.
“Sebagai kiper, Anda harus bisa menemukan rekan satu tim yang berdiri bebas untuk mengoper bola, baik jarak menengah maupun jauh. Saya dapat mendefinisikan diri saya sebagai penjaga gawang yang menyerang. Ini cara yang berbeda untuk melihat peran itu, tetapi saya senang dengan ini,” beber Vicario dikutip laman resmi klub.
“Pelatih bilang kepada saya, penjaga gawang sangat penting untuk mempunyai mentalitas menyerang. Saya suka mentalitas ini. Ini akan menjadi kesempatan besar bagi saya. Ini adalah posisi dengan tanggung jawab besar. Jika Anda membuat kesalahan, kemungkinan besar 99 persen menjadi gol. Saya suka tanggung jawab ini.”
Kiper berusia 26 tahun ini nantinya akan memakai jersi nomor 13. Sebelum berlabuh di Tottenham, Vicario sudah dipantau sejumlah klub besar, seperti Juventus, Inter Milan, Napoli, Bayern Munich, dan Manchester United.
“Saya tidak percaya ada kesempatan ini. Saya memberi tahu agen saya, itu adalah pilihan pertama saya. Saya ingin pergi ke Liga Primer, dan klub besar seperti Spurs. Bagi saya, ini sangat mengasyikkan,” ucap Vicario.
“Saya ingin belajar banyak hal, karena budaya sepakbola di Italia sangat berbeda. Saya perlu cepat beradaptasi dengan rekan satu tim, dengan gaya permainan, begitu banyak perbedaan antara sepakbola Italia [dan Inggris].”