SIAPA SANGKA!? BERAWAL DARI PEGAWAI KFC, SEKARANG JADI STRIKER EPL! PERJALANAN SEORANG BETO

Sepakbola

livebola – Beto selalu percaya bahwa dirinya akan menjadi pesepakbola profesional. Bahkan ketika usianya masih 18 tahun dan bermain untuk klub amatir Uniao Tires di kasta kelima sepakbola Portugal — bekerja sambilan di KFC pula! — ia selalu percaya bisa mewujudkan mimpinya suatu hari nanti.

“Saya merasa, ‘Saya tinggi, saya kuat, saya cepat – dan hal-hal seperti ini tak bisa dilatih.’ Kalau Anda lamban, Anda akan selalu lamban. Sehingga saya berpikir ‘Saya punya keahlian-keahlian ini – teknik dan kecerdasan membaca pertandingan bisa saya pelajari dan saya kembangkan.’ Jadi, dari situ, dengan kepercayaan diri ini, saya mulai berkembang. Saya bahkan bilang kepada rekan-rekan saya, ‘Saya akan menjadi pesepakbola’, dan saya bangga akan fakta ini. Menurut saya, jika Anda tidak percaya pada diri sendiri, maka tidak akan ada yang percaya pada diri Anda.”

“Suatu hari, ketika saya sedang pemanasan bersama rekan-rekan, mereka mem-bully saya soal ini dan berkata, ‘Oke, kalau begitu mari kita taruhan: dalam lima tahun, kamu akan jadi pesepakbola profesional?’ Saya bilang, ‘Oke, boleh.’ Dan saya berhasil – bahkan hanya dalam empat tahun!”

Baca juga : Deretan Bintang Sepak Bola Eropa yang Menolak Pindah ke Liga Arab Saudi
Beto Signs For Everton

Perjalanan Beto adalah kisah yang luar biasa, dan semua itu berkat kerja keras dan kepercayaan dirinya yang tak tergoyahkan. Potensi pria asal Lisabon ini sebenarnya sudah kentara sejak usia belia, dan keluarga serta pelatih-pelatihnya di Tires bilang padanya bahwa ia memiliki gaya bermain yang serupa dengan ikon Barcelona & Inter Milan Samuel Eto’o.

“Mereka bilang saya harus memilih jersei No. 9 karena saya sangat mirip dengannya, tetapi awalnya saya tidak kenal siapa dia karena saya tidak menonton sepakbola saat masih anak-anak,” akunya. “Tetapi setelah menonton video-videonya, ia menjadi idola saya. Saya menyukai permainannya, dia adalah pemain pertama yang saya tiru!”

Begitulah. Sampai-sampai, ia menuliskan namanya menjadi ‘Beto’o’ – sebagai tribut terhadap pahlawannya itu.

Namun, tak seperti Eto’o yang sudah ditemukan oleh Real Madrid di usia 16, Beto bukanlah seorang ‘anak ajaib’ sepakbola. Ia memang direkrut oleh Benfica di usia 12, tetapi dilepas oleh klub yang ia dukung di masa kecilnya itu hanya setelah satu tahun.

Nasib yang demikian akan menghancurkan hati anak-anak mana pun, tetapi Beto memilih untuk belajar banyak dari pengalaman itu. Ditendang Benfica membuatnya sadar betapa ia harus berlatih keras dan berkembang banyak demi mewujudkan mimpinya.. “Saya bertemu dengan banyak pelatih, pemain, dan orang-orang yang hebat di sana. Tetapi sejujurnya saya melihat bahwa diri saya belum siap untuk bermain sepakbola di level itu,” jelasnya. “Tentu saja saya agak kecewa ketika mereka melepas saya tetapi saya lalu kembali ke Tires, bermain bersama teman-teman saya, dekat dengan rumah. Itu membantu saya bangkit dan berkembang.”