Ketika Judi Jadi Penawar Lapar Warga Venezuela

Judi Online

Warga Venezuela berbondong-bondong ke rumah judi, membeli lotere atau bertaruh di meja peruntungan. Keranjingan warga akan judi ini anomali di tengah kondisi negara yang sekarat karena krisis super-parah yang membuat harga-harga melambung menembus awan.

Fenomena ini ditangkap oleh kantor berita Reuters yang memberitakan dari Venezuela, Selasa (7/11). Kios-kios kecil yang menjual lotere tebak hewan atau dikenal dengan nama Los Animalitos ramai didatangi warga, pacuan kuda juga dipadati pengunjung, uang bergepok-gepok bertumpuk di meja judi, negara itu seakan sedang sehat, padahal sakit parah.

Kebanyakan yang berjudi adalah para pengangguran yang kehilangan pekerjaan karena krisis. Menurut mereka, judi membantu membeli makanan untuk penghilang lapar dan kebutuhan hidup lainnya. Tapi judi tetaplah judi, bisa menang atau kalah. Kepingin untung, bisa jadi buntung.

Loket judi di Venezuela

“Kebanyakan orang yang main lotere adalah pengangguran, coba mencari uang tambahan karena bayarannya lumayan,” kata Veruska Torres, 26, yang main Animalitos setiap hari setelah di-PHK dari perusahaan farmasi.

Satu tiket lotere termurah Animalitos seharga 100 bolivar (Rp 128 ribu). Torres biasanya menghabiskan uang antara 5.000-10.000 bolivar (Rp 6,5-12,8 juta) untuk main lotere, tapi kemenangannya bisa mencapai 50 ribu bolivar (Rp 64 juta). Biasanya Torres membagi uang kemenangan judinya jadi dua: Untuk beli makanan dan popok untuk anaknya, dan untuk berjudi lagi.

Uang itu terdengar luar biasa besar. Namun di Venezuela, puluhan juta rupiah tidak bisa membeli banyak karena harga meroket dan barangnya langka.

Loket judi di Venezuela

Bayangkan, menurut laporan CNN, harga sebungkus popok ukuran medium isi 15 bisa mencapai 2.500 bolivar (Rp 3,2 juta). Selusin telur mencapai 1.500 bolivar (Rp 1,9 juta) dan sekotak susu segar harganya 7.000 bolivar (Rp 8,9 juta).

Tidak ada data tertulis soal angka taruhan judi di Venezuela. Badan pengawas judi Venezuela juga tidak menjawab pertanyaan Reuters terkait fenomena ini.

Menurut rumah judi yang dikelola patungan oleh perusahaan swasta dan pemerintah lokal, uang yang berputar di bisnis ini sangat besar. Di tengah krisis justru antrean penjudi mengular.

Setiap akhir pekan, ribuan orang berjudi di pacuan kuda. Kebanyakan rumah judi kini menggunakan transaksi elektronik karena uang kertas kian langka di negara itu.

Judi pacuan kuda di Venezuela

Menurut psikolog, fenomena keranjingan judi ini adalah buah dari krisis yang semakin melilit di Venezuela. Judi telah menjadi pelarian semu dari penderitaan dan kemelaratan. Dengan berjudi, sesaat warga melupakan kesulitan hidupnya.

“Di tengah krisis seperti ini, masyarakat lebih banyak berjudi dan mabuk untuk lari dari kenyataan,” kata psikolog dari kota Barinas, Rosa Garcia.

Diperkirakan judi akan semakin diminati karena krisis Venezuela diprediksi akan semakin parah. Menurut parlemen Venezuela, inflasi hingga akhir 2017 akan berada di atas 1.400 persen. IMF memperkirakan pada tahun 2018 inflasi Venezuela tembus angka 2.300 persen.